JAKARTA - Gerakan Pramuka sebagaimana Keppres 238
Tahun 1961 mendapat mandat mendidik karakter kaum muda. Hal itu
disampaikan Kodrat Pramudho, Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka, Kodrat Pramudho usai menjadi pembicara pada Focuss Group
Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Kwarnas Pramuka Satuan
Komunitas (Sako) SPN di Jakarta.
"Sejak tahun 2010 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sudah
mencanangkan empat fokus revitalisasi kegiatan Pramuka berupa
rebranding, Pramuka untuk pengabdian, penataan organisasi, dan penguatan
jaringan," ujarnya.
Dia berharap, revitalisasi Gerakan Pramuka tidak hanya berlangsung di
tingkat Kwartir dan Kwarda, melainkan juga di Gugus Depan (Gudep). Ia
juga menambahkan revitalisasi Gerakan Pramuka perlu melibatkan media.
FGD yang bertempat di lantai III Gedung DPP LDII, diikuti oleh
ratusan Pramuka Satuan Komunitas dari berbagai daerah, seperti Banten,
Bekasi, Lampung dan DKI Jakarta, menghadirkan narasumber bukan hanya
dari Kwarnas, tetapi juga dari media massa.
Folber Sialagan, Pemimpin Redaksi Harian Indopos yang turut hadir
sebagai narasumber dalam FGD berpesan, agar Pramuka memahami profil
media masyarakat, mengukuhkan diri dengan kegiatan yang menonjol, dan
menarik hati orang tua agar mendukung anak dalam kegiatan pramuka.
Dengan begini Gerakan Pramuka bisa membumi alias mengena di hati
masyarakat.
“Pramuka membutuhkan branding agar dilirik media. Pramuka harus
tahu apa yang dibutuhkan media berdasarkan nilai berita agar kegiatannya
menarik. Misalnya kegiatan Pramuka mengundang tokoh yang dekat dengan
publik, memecahkan rekor MURI, dan sebagainya,” ujar Folber.
FGD yang bertempat di lantai III Gedung DPP LDII, diikuti oleh
ratusan Pramuka Satuan Komunitas dari berbagai daerah, seperti Banten,
Bekasi, Lampung dan DKI Jakarta, menghadirkan nara sumber bukan hanya
dari Kwarnas, tetapi juga dari Mass Media.
Pewakilan DPP LDII, Edwin Samirosa berharap FGD yang
diselenggarakan bisa menyimpulkan sesuatu yang bisa direkomendasikan
untuk DPP LDII saat Munas VIII November 2016. Hampir setiap hari media
massa menyampaikan keterlibatan generasi muda dalam kejahatan dan
tindakan negatif. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun
2015, ada 5,9 juta pemuda Indonesia terjebak penyalahgunaan narkoba.
Sementara itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik ada 700.000
kasus aborsi dalam setahun terakhir yang dilakukan oleh remaja. Hal ini
menunjukan bahwa karakter positif generasi muda mulai meluntur.
Permasalahan di atas menjadi perhatian khusus. Melalui FGD yang
bertemakan “Pembentukan Karakter melalui Gerakan Pramuka Berbasis Empat
Fokus Utama Kwarnas” ini permasalahan tentang karakter generasi penerus
ditelaah.
Selain mengajarkan karakter melalui kegiatan pengajian, LDII juga
menerapkan pendidikan karakter melalui Gerakan Pramuka Satuan Komunitas
Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN). Diharapkan, Pramuka bisa menjadi
estafet pelestarian karakter positif melalui nilai-nilai nasionalisme
yang ditanamkan didalamnya.
Dalam pembukaan, Edwin Sumiroza Wakil Majelis Pembimbing Sako SPN
menjelaskan pentingnya gerakan Pramuka. Menurutnya, anggota organisasi
Pramuka merupakan terbanyak di dunia sejak didirikan pertama kali oleh
Baden Powell pada tahun 1907 di Inggris.
Menurut Edwin, di Indonesia ada penegasan bahwa kegiatan pramuka
berjalan dengan semestinya di sekolah. Namun karena siswa yang
menjalankan kegiatan itu tidak berdasarkan keinginannya, setelah lulus
sekolah kegiatan Pramuka mulai berkurang. Seiring dengan itu generasi
muda mulai krisis karakter.
“Jika kita kehilangan harta benda, kita tidak kehilangan apapun,
jika kita kehilangan kesehatan, kita kehilangan sesuatu. Jika kehilangan
karakter kita kehilangan segalanya,” ujarnya.
Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, semua
kegiatan komunitas masyarakat bisa mendirikan Pramuka. Pada tahun 2012
LDII sudah mulai merintis Gerakan Pramuka Sako SPN yang diiringi 5
provinsi mulai dari Banten, Lampung, Jakarta serta menyusul provinsi
lain dengan membuat Satuan Komunitas Daerah.
“Kita ingin anak-anak tak hanya sukses. Tetapi anak-anak memiliki
karakter faqih, alim, dan berakhlaqul karimah. Hal tersebut akan
sempurna jika diiringi dengan jiwa kemandirian,” ujarnya.
Meski lewat produk hukum Gerakan Pramuka sudah bisa menjangkau
masyarakat luas, namun Gerakan Pramuka dirasakan masih belum membumi.
Hal itu diperkuat oleh Kodrat Pramudho.
“Meski ada Gerakan Pramuka, tawuran antar pelajar, anak-anak yang
merokok, dan perilaku negatif lainnya masih kerap terjadi,” ujarnya.
“Gerakan Pramuka atau kepanduan bukan hanya ada di negeri kita,
tapi juga di luar negeri. Permasalahan kita sejak berdiri sampai saat
ini, pembaharuan mengenai Gerakan Pramuka lambat dan tidak mampu
menangkal masalah kepemudaan,” katanya.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2016/10/07/65/1508505/pramuka-butuh-branding-agar-dilirik
Posting Komentar